Kamis, 31 Desember 2015

Pengaruh Kondisi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumen

Pengaruh Kondisi Ekonomi terhadap Perilaku Konsumen

 

Pengaruh kondisi ekonomi terhadap perilaku konsumen sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam menentukan barang.

Berikut adalah beberapa contoh efek karena dampak dari pengaruh kondisi ekonomi:

 

A. Pengaruh Keluarga dan Rumah Tangga

Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak). Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.

Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.

 

Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.

 

Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.

Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.

 

Keluarga adalah sama dengan perusahaan keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.

 

B. Pengaruh Situasi Pada Perilaku Konsumen

Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu. Yang mana kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen. Mendifinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang (intra individu ) dan stimulasi (alternatif pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada prilaku saat itu.

Pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merek yang dipasarkan. Pengaruh situasional adalah kondisi sesaat yang muncul tiba-tiba yang mana kemunculannya tidak dari dal diri oang tersebut maupun dari merk suatu barang, yang mana dalam hal tersebut terdapat stimulus yang sangat kuat untuk mempengarui orang melakukan kegiatan konsumsi. Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk.

Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:

1. Lingkungan fisik, Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen

2. Lingkungan Sosial, Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut

3. Waktu, Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti

4. Tujuan, Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri

5. Suasana Hati, Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Jenis-jenis situasi konsumen

Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :

1. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga

2. Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb

3. Informasi diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat sedang mendengarkan radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.

 

Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada di pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh jagung bakar berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang hangat.

Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi / mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.

Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.

 

C. Pengaruh kebudayaan terhadap pembelian konsumen :

dulu orang menggunakan handphone hanya untuk menelpon. Tidak lama kemudian, trend ini berubah menjadi komunikasi dengan SMS, bahkan sekarang, orang lebih banyak menggunakan handphone untuk mengirimkan SMS dibandingkan untuk telepon.

Kecenderungan ini terus berubah, dengan berkembangnya Operating System pada handphone seperti PDA, orang kemudian menggunakannya untuk alat kerja, semacam untuk menulis laporan, jurnal, dan seterusnya.

Bahkan dengan berkembangnya 3G dan sebentar lagi WIMAX dan 4G, kecenderungan orang akan berubah, dari menelpon untuk mendengar suara, menjadi telpon video atau video call.

Bahkan nantinya, orang akan melihat TV tidak melalui pesawat TV, cukup melalui handphone. Hal ini belum termasuk kecenderungan orang untuk menggunakan handphone sebagai alat untuk komunikasi data, seperti mengakses Internet. Dengan terus berkembangnya trend ini dan didukung teknologi 3G, 4G, wimax, dan populasi yang terus tinggi bahkan lebih 50% peluang usaha di bidang ini semakin menarik.

Dengan terus berkembangnya cara orang untuk berkomunikasi dan memanfaatkan handphone, maka bukanlah satu hal yang aneh jika terdapat trend untuk berganti-ganti handphone.

Hal ini pun membuat konsumen selalu ingin memiliki handphone dengan fasilitas tercanggih, namun terkait dari berbagai faktor terpenting seperti pendapatan yang dimiliki maupun fungsinya, maka konsumen harus kembali berpikir apakah akan benar-benar membelinya atau tidak.

Jika dilihat dari perilaku konsumen yang telah dianalisa diatas, didapat kesimpulan bahwa konsumen mempunyai sifat yang selalu ingin mengikuti perkembangan jaman yang membuat kebanyakan dari konsumen lebih peduli akan trend atau gaya hidup dari pada kebutuhan. Intinya, kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu barang di pengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.

Senin, 23 November 2015

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Menentukan Pembelian Smartphone


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan mobilitas yang sangat tinggi. Seiring dengan hal ini kebutuhan akan teknologi informasi dan Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan adanya komunikasi, manusia dapat melakukan interaksi dengan sesama manusia. Selain itu komunikasi juga diperlukan sebagai proses sosialisasi dan pemenuh kebutuhan hidup, sehingga untuk dapat melancarkan proses komunikasi tersebut maka diperlukan adanya suatu alat atau teknologi sebagai perantara dalam berkomunikasi seperti teknologi telepon seluler.
Teknologi seluler saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, telepon seluler tidak lagi sebagai sarana komunikasi jarak jauh saja. Akan tetapi produk telephone selular dituntut untuk dapat memberikan kemudahan, kenyamanan, hiburan bagi para penggunanya seperti: Koneksi internet,  email, social networking, streaming, musik, video, mobile tv, games dan fitur-fitur lainnya kini menjadi andalan para produsen. Di sisi lain para  konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk yang masing-masing berlomba melakukan inovasi produk dengan tipe, model dan teknologinya yang disesuaikan dengan kebutuhan profesi, gaya hidup dan minat atau hobi penggunanya.
Dari hasil uraian dari latar belakang, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang perilaku konsumen dalam membeli produk smartphone dan  untuk maksud tersebut maka penulis ingin mencoba membahas masalah ini sebagai objek dalam penulisan ilmiah, dengan judul “ANALISIS  PERILAKU KONSUMEN DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN SMARTPHONE”.

1.2  Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil suatu perumusan masalah dalam penelitian ini yang dianggap penting yaitu:
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli smartphone?

1.3  Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor  apa saja yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian smartphone.

 1.4 Manfaat Penelitian
      Adapun Manfaat dari Penelitian ini adalah:
  1. Manfaat Akademis
Penulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa ,terlebih lagi dalam memahami perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian smartphone.
  1. Manfaat Perusahaan
Sebagai sumbangan informasi dalam perbaikan strategi pemasaran agar lebih sesuai dengan tingkat perilaku konsumen.
  1. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu konsumen dalam memilih produk sesuai perilaku dan kebutuhan konsumen.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Keputusan konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dipilihnya menerangkan tentang perilaku konsumen dipasaran, Perilaku konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) “Perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen”.
Menurut Philip Kotler (1997:36) “Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya”.
Teori perilaku konsumen yang berkembang akhir-akhir ini didasarkan pada kebutuhan ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentuan kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas. Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
Pada teori ekonomi mikro tersebut, konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan–tindakan tersebut. Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas”. Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001).
Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).

2.2 Faktor-faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
  1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
  2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

2.3  Pembahasan Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, dalam tulisan ini kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mengetahui tahap-tahap dalam proses pembelian sebagai berikut :
  1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
  2. Menilai Sumber-sumber. Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
  3. Menetapkan Tujuan Pembelian. Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
  4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian. Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian.
  5. Keputusan Membeli. Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.
  6. Perilaku Sesudah Pembelian. Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

2.4 Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
  1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
  2. Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
  3. Keputusan tentang merk Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
  4. Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
  5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
  6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
  7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.


BAB III
PENUTUP
  
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas telah didapatkan beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemilihan produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen tersebut, sebagai berikut :
  1. Kebudayaan.
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
  1. Kelas sosial.
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal.
  1. Kelompok
    referensi kecil. Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll.
  2. Keluarga.
    Lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut : Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli, siapa yang membuat keputusan untuk membeli, Siapa yang melakukan pembelian, Siapa pemakai produknya.

Sabtu, 16 Mei 2015

Lirik-Lirik Lagu di Film Suckseed


สวัสดีครับ, para pecinta Suckseed!!! Kamu cinta dan suka banget sama film Suckseed? pengen tau lagu-lagunya tapi bingung gimana cara nyanyiin dan nyarinya? Ga perlu khawatir, sesama pecinta film Suckseed admin wajib nih posting lirik-lirik lagu di film Suckseed. Mulai dari lagu awal film sampai akhir film. Dari yang penyanyi aslinya ada di film dan ngebikin ngakak. sekarang yuk nyanyi bareng-bareng!

Loso - อยากเห็นหน้าคุณ (Yahk Hen Nah Koon)
Ini nih lagu pertama yang ada di film Suckseed, kenapa admin bisa bilang ini lagu pertama di film Suckseed? Karena lagu ini yang pertama dinyanyiin sama Ern di kelas menyanyi. Selain itu lagu ini juga menjadi backsound pas Ped malam-malam naik sepeda kerumah Ern untuk ngebalikin kaset. Untuk liat liriknya silahkan klik link di bawah ini ya.

Moderndog - ก่อน (Gaun)
Lagu ini yang didenger Ern sama Ped pas mereka jalan bareng ke luar sekolah untuk nemuin neneknya Ern yang udah ngejemput, lagu ini juga yang didenger Ped dikamarnya.

Asanee wasan - บังเอิญติดดิน (Bungern Dtit Din)
Lagu yang ini adalah lagu yang dinyanyiin Thuang dikelas menyanyi, dia bermaksud nyanyiin lagu ini untuk ngeledek si Ern sama Koong.

Paradox - ฤดูร้อน (Reudooraun)
Ini dia nih lagu yang pas munculnya tulisan Suckseed setelah si Ped sama Koong ngeliatin pesawat yang dinaikin Ern, dan lagu ini juga yang dinyanyiin di acara pesta senior di sekolah mereka sesaat mereka tertiba-tiba langsung gede di film tersebut.

Blackhead - ยิ่งโตยิ่งสวย (Ying Dtoh Ying Suay)
Lagu yang kelima ini adalah lagu yang didenger Ped waktu dia jalan dipasar setelah ketemu lagi sama Ern di sekolah.

Endorphine - เพื่อนสนิท (Peuan Sanit)
Ini lagu yang bener-bener klop banget di hati, lagu ini yang dinyanyiin Ern dikelas sama temen-temennya dan ga sengaja di denger sama Ped dan Koong yang lagi ngelewatin kelasnya Ern.

Paradox - มีแต่เธอ (Mee Dtae Tur)
lagu ini muncul pada saat Ped, Koong, Ern, dan Ex ngeberesin barang-barang yang ada di gudang lantai 2 toko roti bapaknya Ex untuk dijadiin Studio, ada versi Suckseednya dan versi aslinya juga yah, tapi kalo menurut admin pribadi lebih seru yang versi Suckseed deh.

Silly Fools - เพียงรัก (Piang Ruk)
Lagu yang ini muncul saat Ped, Ern dan Koong menonton konser The Arena generasi pertama, dan disini adalah awal mulanya Koong berniat nembak Ern dan Ped pun pergi meninggalkan keduanya demi lancarnya rencana Koong.

Big Ass - น้ำตา (Num Dtah)
Setelah Ped pergi meninggalkan Koong dan Ern, Ped pun pulang kerumah dan pada malam hari ia pun berjalan menuju jembatan dengan mendengar lagu ini, sedih ga sih gebetan diambil sahabat sendiri? Saking sedihnya Ped pun membuang bukunya ke sungai.

Bangkaew (บางแก้ว)- รักครั้งแรก (Ruk Krung Raek)
Lagu ini adalah lagu yang didenger oleh Ped ketika Ped nanya apa yang terjadi sama Koong di dalam kereta.

AB normal - พูดไม่ค่อยเก่ง (Poot Mai Koy Geng)
Ini dia lagu yang dipakai Koong buat nembak Ern di bawah pohon keramat, tapi tau kan jawaban Ern untuk Koong gimana?

So Cool - เลี้ยงส่ง (Liang Song)
Ini dia nih lagu pas Ped, Koong, sama Ex lagi mabuk di kereta tujuan Bangkok. Mereka mabok gara-gara minuman yang dibeli sama si Koong. Dan yang kocaknya lagi penyanyinya so cool atau nama aslinya Gornpop Janjaroen muncul dari tempat yang ga terduga, dari toilet kereta!

Bodyslam feat. Ad Carabao - ความเชื่อ (Kwahm Cheua)
Siapa sih yang gatau Bodyslam? Ini dia salah satu lagu tenar Bodyslam, lagu ini dinyanyiin sama Bodyslam langsung saat mereka ngebuat videoclip dan pada saat itu Ped, Koong, dan Ex masuk kedalam dan ngebuat kacau. Lagu ini motivasiin banget lho.

Clash - หนาว (Nao)
Lagu ini adalah lagu yang dinyanyiin Tem Impact dikamar mandi dan ga disengaja didenger sama Ped dan Koong ketika Tem sama Dome Thunder lagi ngomongin Kay. Lagu ini enak didenger lho.

No More Tear - เพลงที่ฉันไม่ได้แต่ง (Pleng Tee Chun Mai Dai Dtaeng)

Lagu ini lagu awal mula dinyanyiin sama Koong di kamar Ped walaupun Cuma Reffnya aja, karena Reff itu sendiri Pedlah yang nyiptain. Setelah itu lagu ini pun dinyanyikan  sama Ern berdua dengan Ped, dan tau kan setelah itu apa yang terjadi? Yap Ped nembak Ern dan ternyata Ern pun memiliki rasa yang sama kaya Ped, cieeeee 555. Lagu ini juga dinyanyikan sama Arena saat Hot wave berlangsung.

Paradox - ซักซี้ดนึง (Suck Seed Neung)
Ini dia lagu yang mewakili semua lagu di film ini sendiri, gimana nggak? Ini dia lagu yang menjadi Icon di film Suckseed! Yap! Lagu ciptaan Ped, Koong, sama Ex ini ga nyangka masuk salah satu nominasi di HotWave Music Award.

Bodyslam feat. ศิริพร - คิดฮอด (Kit Haut)
Lagu yang ini adalah lagu yang dinyanyiin Ern di acara reunian bersama The Arena. Ern nyanyi sama Tem Impact dalam acara reunian tersebut.

Aof Big Ass  - ทุ้มอยู่ในใจ (Toom yoo nai jai)
Lagu yang terakhir ini adalah lagu soundtrack dari film suckseed, lagu ini dinyanyikan pada acara tanaman organik dan dibawakan sama Ped, Koong, Ex, dan Ern.

Sekian lagu-lagu Suckseed yang Admin posting, maaf kalo misalkan lagu-lagunya kurang lengkap karena diri admin pribadi cuma suka lagu-lagu yang admin post ini aja 555, terima kasih banyak, semoga bermanfaat ^^

ขอบคุมาครับ  http://deungdutjai.com/